Thursday, 17 March 2011

[poem] Dedicated to You

hmm... kyknya ini yang nama song-poem XDD kan ada song-fic tuh, fanfic yg terinspirasi dari lagu, nah yg ini puisi yg terinspirasi dari lagu... Nah, inspirator dari puisi ini adalah [Dedicated to You] by w-inds. yang lirik dan aransemennya diciptakan oleh Hayabusa.... this song is surely touchy!! 

dedicated to you

by: mii

Garasu no mizu umi sora wo utsusu

Ranhansen shiteru hikari no purizumu

Kimi no sodatta kono basho made boku wa kita yo

Kimi no ruutsu tadori

 

aku terbangun di atas rerumputan yang lebat… terasa sedikit basah karena embun…

aku terbangun karena dingin yang kurasakan di punggungku

aku terbangun karena embun yang menetes di wajahku

aku terbangun karena kurasakan cahaya matahari yang menyeruak dari kabut…

 

Aku tak tahu aku dimana, hamparan air yang terpapar dihadapanku…

hamparan air yang mulai berkilau, memantulkan cahaya matahari yang mulai terik

hamparan air sebening cermin, dimana kau bisa melihat kembaranmu di dalamnya

hamparan air yang luas, memantulkan hamparan biru langit yang tersibak dari kabut…

 

Blue...

Sundeta hitomi wa sunderu kono sora no sei

Truth...

Tomo ni ikita ne mijikakutemo futari

 

aku mengenal langit biru ini…

aku mengenal langit biru ini, di bawahnya aku terbaring di hamparan rumput bersamamu

aku mengenal langit biru ini, yang melukiskan senyummu saat itu

aku mengenal langit biru ini, saat tanganku menggenggam tanganmu…

 

Langit biru ini membingkai jalanmu ketika kau melangkah pergi dengan senyummu…

langit biru ini mengantarmu pergi, dari genggamanku dan memaksa hatiku melepasmu

langit biru ini menyadarkanku, bahwa hatiku sudah tak lagi bersamaku

langit biru ini mengingatkanku, bahwa hatiku mengikuti langkahmu meninggalkanku

 

Kimi wo sou zutto wasurenai yo

Ten to chi ni sotto hanasaretemo

Negai ga hitotsu kanau no naraba

Mou ichido...kimi ni aitai

 

rerumputan basah itu kembali menyentuh tubuhku…

rerumputan basah itu membagi tetes embunnya ke dalam mataku

entah embun, entah tetes hujan, entah… air mataku yang mulai mengalir

darimana air mata ini berasal? dari mataku atau hatiku yang terikat erat olehmu…

 

sesaat gelap kurasa saat kupejamkan mataku, dan bayangmu mulai jelas…

gelap itu mulai melukiskan dirimu, senyum itu…

gelap itu mulai melukiskan dirimu, cahaya mata itu…

gelap itu mulai melukiskan dirimu, setiap detil keindahanmu…

 

hati ini, tertarik kuat oleh ikatan yang telah kau bawa pergi…

hati ini, terasa pedih, tarikan itu semakin kuat…

hati ini semakin pedih, dan kau pun semakin jauh…

hati ini tak mungkin sanggup bertahan jauh darimu… kau mengikatnya terlalu kuat…

 

hati ini, yang tak lagi disini, terikat diantara jarak…

hati ini, kembali menangis

hati ini, kembali mengeras mempertahankan letaknya

hati ini merindukan hati yang tersimpan di dadamu...

 

Namida sae dezu ni samayotteta

Dou shiyou mo nai koto wo shitta yo

Kimi wa saigo ni "mata aeru" to warai boku wa

Kamisama wo nikunda

 

Seakan bunga matahari yang kembali menengadah karena matahari

tubuh ini sekali lagi bangkit dari rerumputan basah itu

kaki ini melangkah menuju jalan yang tertulis di peta hatinya

menapaki jalanan yang mungkin melukainya, kaki ini ingin membawa hati ini bersamamu

 

sesekali mata ikut bergerak menatapi langit dan matahari

“aku merasakan senyummu…”

kaki ini melangkah semakin cepat, berlari menembus pekat

kaki ini berlari, mengejar hatimu yang semakin jauh…

entah pekat, entah gelap, entah aku telah terhenti…

kaki ini tak lagi mampu melangkah, kaki tak lagi memijak tanah…

mungkin kaki ini telah terperosok pada jurang yang dalam

mata dan hati yang menatap langit biru menyadarkanku…

 

aku tak akan bisa meraih hatimu lagi…

 

sisa langit biru itu mengingatku…

aku mengenal langit biru itu, langit biru yang menemaniku saat bersamamu

langit biru yang membingkai wajahmu saat mencemaskanku

langit biru yang menyaksikan lagu hatiku untukmu

dan langit biru yang mengucapkan selamat jalan untukmu dan aku…

 

Tou...mayotta toki wa

Kimi nara dou ii dou shita ka

Tooi basho e

Omoi wo kaze no you ni utau

 

hati ini, bibir ini, jantung ini… berdetak kencang

memohon kau mendengarnya… mendengar bahwa

aku selalu mencintaimu, aku mencintaimu… aku mencintaimu…

aku mencintaimu, aku tak bisa membencimu, meski kau mengikat hatiku dan meninggalkanku…

-owari-


NB: kalo ini jadi fanfic pasti pairing-nya Keita x Ryohei, dari Keita POV. trus jadi sequel-nya [He knows he did the right] XDD


Friday, 11 March 2011

[fanfic] What's Your Dream

YATTA!! It’s done! but, since I’m too lazy and the conversation is too long, I decided not to make it into paragraph. So enjoy! and comment please!!

What’s Your Dream?

Fandom: w-inds.

Pairing: KeitaxRyohei

Rating: G

Genre: Fluff

Warning: my first english fic, so it might be weird. XDD Please comment!!

 

It was one night when Keita and Ryohei were alone in their hotel room during the Seventh Ave Tour. Both of them couldn’t sleep yet, even thought their bodies had been sore. They laid on each own bed, staring at the ceiling. And it’s was Ryohei who broke the silence first.

Ryohei     : Nee~, Keita why are you still awake?

Keita         : I don’t know… my eyes don’t wanna be closed yet.

Ryohei     : Sou ka… Is something in you mind?

Keita         : Not really, I just hoping everything gonna be okay tomorrow.

Ryohei     : Don’t worry, we’ve been doing this many times, so what we got to do is our best.

Keita         : Hai, riida! *chuckle* What about you? Is there something in your mind?

Ryohei     : dream…

Keita         : Hmm… dream?

Ryohei     : yes, Dream!

Keita         : what is your dream?

Ryohei     : my dream? My dream is dancing on the moon

Keita         : What?! That’s impossible! You won’t be able to show a great dance move on the thick space suit!

Ryohei     : Hmm.. That can be happened. I’ll create a special space suit that makes me able to show my move clearly.

Keita         : Nah, then you won’t be able to move perfectly with the gravitation problem.

Ryohei     : Then the suit I’ll make will have the gravitation control

Keita         : There’d be limited oxygen, you can't move that much.

Ryohei     : I’ll fix that! My spacesuit is a space-dancer suit so it’ll be very suit table for dance on the outer space!

Keita         : Okaayy~, Then, How are you gonna make the suit? I don’t remember neither you were good at science nor having a degree on it. And I know that you won’t do any sewing thing.

Ryohei     : Shut up! I’ll have someone to make it for me!

Keita         : *chuckle* As if there’s a tailor to make that kind of suit...

Ryohei     : I told you to shut up! You’re ruining my dream! *upset*

Keita         : Okay~ Okay~ I’m sorry…

Ryohei     : How about you? What’s your dream?

Keita         : I want to marry you!

Ryohei     : Don’t try to kidding me! We’re boys, boys never marry each other.

Keita         : I’ll make it happen… just like your dream

Ryohei     : In my dream, there’s a lot possibility to be realized as long as the technology keep developing.

Keita         : So do I, my dream also has a lot possibility. Cause when there’s love, there would be uncounted probability can happen.

Ryohei     : So there would a lot of impossibility too… coz you’d never know what going to be happened…

Keita         : Then I’ll believe love will guide me…

Ryohei     : Hahahaha, just a kind-hearted person helping a blind man crossing the street?

Keita         : Nah, just like I hold your hands and saying vows my eternal love to you.

Ryohei     : Hahahahaha… you’re good at funny acting!

Keita         : Well, that was not kidding. I’m serious with every dream I have!

Ryohei     : EEehh!! dii..did.. y-you mean t-that… D-did you j-just conf-fess to … Me?

Keita         : Yeah, you dummy! gah, let’s sleep! Tomorrow we have to prepare to realize our dream…

Ryohei     : *silent* I think I can’t sleep now… *shocked*

~owari~

Friday, 4 March 2011

[fanfic] He knows, he did the right thing

Yay!! Second fanfic!! huah doain inspirasinya gak macet ditengah jalan XDD btw ini ficlet ato drabble ya??

Fandom: w-inds.

Pairing: KeitaxRyohei

Rating: PG

Genre: Angst

Warning: Ke-GJ-an, Yaoi lah...

 

Suasana sunyi dan tegang menyelimut kedua orang yang tengah duduk di atas sofa yang berbeda. Keduanya saling mengalihkan pandangan. Menunduk dan mendongakan kepala menatap dinding atas ruangan itu. Mereka mencoba mengatur kata-kata yang akan diucapkan. Hingga seorang lelaki berambut coklat pendek, salah seorang diantara keduanya, mencoba memecahkan kesunyian yang terasa ganjil itu…

“Kurasa kita tidak perlu sampai sejauh itu. Aku yakin masih ada kesempatan untuk kita berdua.”

Seorang yang lain di ruangan itu, lelaki dengan rambut yang dicat pirang dan poni yang menutupi wajahnya, menjawab perlahan.

“Kurasa ini adalah keputusan yang tepat. Kau akan memiliki ruang gerak yang lebih bebas. Banyak hal yang bisa kita lalui tanpa harus memaksakan keadaan kita saat ini.”

“Aku merasa begitu nyaman dan bebas bersamamu. Aku tidak merasa bahwa gerak gerikku terganggu olehmu.”, lelaki berambut coklat kembali membantah.

“Mungkin sekarang belum terasa, tapi cepat atau lambat kau akan merasa lebih baik jika kau tidak memilih hubungan ini.”, dan lelaki berambut pirang kembali menjawabnya dengan tenang.

“Heh? Apa? Bagaimana kau bisa berkata begitu? Kau tahu bagaimana perasaanku. Kau tahu bahwa ini bukanlah main-main.” ucap lelaki berambut coklat dengan nada tak percaya, “Kau tahu bahwa kaulah yang aku mau. kaulah segalanya.”

“Keita, Aku juga tahu bahwa kau punya masa depan yang begitu cerah. Dan aku tahu persis bahwa jika kau bersamaku maka semua itu akan menjadi suram. Kau pasti akan menemukan seseorang yang lebih tepat untuk menapakinya.”

“BAGAIMANA KAU BISA TAHU?!”, lelaki berambut coklat, Keita, mulai berang, “Kau bukan peramal, Ryohei! Kau bukan dewa yang bisa melihat masa depan dengan begitu pasti!”

“Aku memang bukan peramal, ataupun dewa. Meskipun aku pernah berharap demikian. tapi aku tahu persis, bahwa dunia ini tidak cukup kuat untuk menerimamu jika kau memilih bersamaku.” senyum getir terbentuk diwajah lelah Ryohei, lelaki berambut pirang itu.

“Bagaimana kau bisa mendorong keluar seperti ini, Ryohei? Aku mencintaimu… Aku mencintaimu… dan begitu pula kau… Mengapa kita harus seperti ini?”, air mata menetes perlahan hingga menjadi deras di wajah Keita.

“Maafkan aku, Keita. Tapi kau akan lebih baik jika tanpaku.”, Nada bicara Ryohei begitu tenang dan persuasive. Seakan memaksa lelaki dihadapannya untuk menyerah terhadap hubungan mereka.

“…katakan kau mencintaiku! Katakan kau mencintaiku!”, mata basah keita menatap dengan tajam,” Katakan bahwa kau mencintaiku, Ryohei!!”. Dunianya terasa runtuh dihadapannya, hatinya pun ikut remuk menjadi serpihan.

Lelaki berambut pirang itu, tersenyum lelah dan berkata, “Aku akan selalu mencintaimu, apapun bentuknya. Aku mencintaimu.” meskipun di dalam matanya tampak jelas air mata yang tertahan, tapi mata itu juga tak goyah dengan keputusannya. Tatapan mata itu yang memaksa Keita menyerah. Keita bangkit dari duduknya, menatap tajam dinding dihadapannya.

“Baiklah, jika itu yang kau mau. Kau bilang masa depanku akan lebih cerah tanpamu. Akan kubuktikan itu, dan kupastikan…”, dipalingkannya tatapan tajam itu pada lelaki berambut pirang yang masih duduk. “kau menyesal karena tak bersamaku di dalamnya.”

Keita beranjak menuju pintu apartmen Ryohei, dan mengambil mantelnya. Pintu itu segera terbuka dengan kasar, namun dia berhenti sesaat, “Hubungan kita mungkin berakhir, tapi tidak demikian dengan w-inds.!”

BLAM!!

Ryohei yang masih merunduk memandangi kedua kakinya, hanya terdiam. Sesaat kemudian tubuhnya berguncang. Bendungan air mata yang sedari tadi ia pertahankan, hancur juga. Air matanya mengucur deras. Bibirnya bergetar, suara tangisnya mulai terdengar. Ruang sunyi itu menggemakan suara tangisnya. Aku melakukan hal yang benar… aku melakukan hal yang benar… aku melakukan hal yang benar…, gumamnya. Tapi, hatinya tahu bahwa hal-hal yang benar terkadang juga melukai seseorang, termasuk hatinya yang harus ia cabik sendiri.

 

Ryohei tahu hal itu…